Sabtu, 04 November 2017

KIMIA ORGANIK FISIK



REAKSI SUBSTITUSI

Reaksi Substitusi Pada Senyawa Aromatik
Reaksi yang paling umum terjadi pada senyawa aromatik adalah substitusi atom atau gugus lain terhadap hydrogen pada cincin (Hart,1990:98). Benzena dan sistem aromatik lainnya adalah pusat kerapatan elektron tinggi dan mudah diserang oleh spesies yang positif (elektrofil), dan umumnya bukan oleh yang negatif (nukleofil) (Griffin1969:133).
Benzena di-substitusin Dinamai mengunakan salah satu awalan berikut:
1. ortho- (o-)Benzena ortho-disubstitusi mempunyai dua substituen pada posisi 1,2
2. meta- (m-)Benzena meta-disubstitusi mempunyai dua substituen pada posisi 1,3
3. para- (p-) Benzena para-disubstitusi mempunyai dua substituen pada posisi 1,4

Ada tiga buah posisi benzen:
 

SUBSTITUSI KEDUA

Suatu benzena tersubstitusi dapat mengalami substitusi kedua. Benzena tersubstitusi bereaksi lebih mudah daripada benzena itu sendiri. Inti benzena yang mengikat gugus pengaktif akan bereaksi lebih cepat dalam subtitusi elektrofilik daripada benzena, sedangkan yang mengikat gugus pendeaktif akan bereaksi lebih lambat. Reaksi yang melewati keadaan transisi lebih stabil (Ea lebih rendah) berlangsung lebih cepat daripada reaksi yang melewati keadaan transisi yang kurang stabil (Ea lebih tinggi). Suatu substituen dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok, aktivator pengarah-orto dan –para, deaktivator pengarah-orto dan-para, dan deaktivator pengarah-meta. Tidak ada aktivator pengarah meta. Semua gugus pengarah-meta mendeaktivasi secara kuat (strongly deactivating) dan kebanyakan gugus pengarah-orto dan –para mengaktivasi. Uniknya yaitu pada halogen, yang merupakan pengarah-orto dan –para tetapi mendeaktivasi secara lemah (weakly deactivating).

   
Aktivator pengarah orto dan para

Gugus alkil

Pada reaksi nitrasi toluena.  Ion NO2 dapat meyerang karbon cincin yang posisinya orto, meta atau para terhadap gugus metil. Senyawa toluena memiliki struktur benzen yang tersubstitusi oleh gugus alkil (-CH3) sebagai substituen pertama. Gugus alkil tersebut merupakan pengarah orto dan para sehingga substituen kedua akan cenderung masuk ke posisi orto dan para. Untuk membuktikannya, bisa diamati pada gambar di atas.
OH dan NH2

Intermediet karbokation pada nitrasi fenol. Hampir sama dengan kasus sebelumnya, karbokation distabilkan oleh ikatan rangkap terkonjugasi dan terus beresonansi. Intermediet orto dan para lebih stabil daripada intermediet meta dikarenakan memiliki bentuk resonansi yang lebih banyak, termasuk satu bentuk yang paling disukai yang melibatkan donor elektron dari atom O. Intermediet paling stabil dikarenakan letak muatan positifnya pada karbon tersier dan dapat distabilisasi oleh efek induktif elektron-donor pada gugus metil. Pada keadaan ini energi yang dibutuhkan itu rendah, energi yang rendah menyebabkan suatu senyawa itu lebih stabil.
Deaktivator pengarah orto dan para adalah Halogen.
Halogen termasuk kelompok gugus pengarah orto-para, tetapi gugus ini mendeaktifkan inti. Kekhususan pada halogen ini dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa efek induksinya mempengaruhi kereaktifan dan efek resonansinya menentukan orientasi. Pada senyawa klorobenzena, karena atom klor sangat elektronegatif maka diperkirakan terjadi penarikan elektron pada inti benzena dan karena itu mendeaktifkan inti benzena dalam reaksi subtitusi elektrofilik.
Deaktivator Pengarah Meta

   Pada reaksi di atas yaitu reaksi nitrasi benzaldehida. Pertama, ketahui terlebih dahulu substituen pertamanya yakni gugus aldehida. Diketahui bahwa gugus aldehida merupakan pengarah meta. Dikarenakan tidak memiliki PEB dan atom C nya terpolarisasi positif. Ada tiga kemungkinan tempat masuk bagi gugus NO2, yakni orto , meta dan para. Dari ketiga intermediet karbokation yang memungkinkan, intermediet meta memiliki tiga bentuk resonansi  yang lebih disukai sementara intermediet orto dan para hanya memiliki dua. Pada intermediet orto dan para, salah satu bentuk resonansinya tidak terlalu disukai, karena pada intermediet tersebut muatan positifnya secara langsung berada pada C dari aldehidanya. Posisi ini tidak disukai. Oleh karena itu, intermediet meta lebih disukai dan terbentuk lebih cepat daripada intermediet orto dan para.

SUBSTITUSI  KETIGA

Terdapat beberapa aturan umum dalam substitusi ketiga :
1.   Jika dua substituen itu mengarahkan suatu gugus masuk ke satu posisi, maka posisi ini akan merupakan posisi utama dari substitusi ketiga

2.   Jika dua gugus bertentangan dalam efek – efek pengarahan mereka, maka aktivator yang lebih kuat akan diturut pengarahannya

3.   Jika dua gugus dekativasi berada pada cincin, terlepas dari mana posisi mereka,dapat menyukarkan substitusi ketiga.
4.    Jika dua gugus pada cincin berposisi-meta satu sama lain, baisanya cincin itu tidak menjalani substitusi pada posisi yang mereka apit, meskipun mungkin cincin itu teraktifkan (pada posisi itu). Tidak reaktifnya posisi ini agaknya disebabkan oleh rintangan sterik.

pertanyaan.
1. bagaimana gugus alkil dikatakan sebagai aktifator pengarah orto dan para, jelaskan?
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KIMIA ORGANIK FISIK

GUGUS PERGI DAN PENGARUH GUGUS TETANGGA (PART II) Gugus pergi adalah suatu basa yang lemah jika di bandingkan dengan nukleofil. Se...